Baku Pukul Manyapu tahun 2008 di desa Morela




Deng mencarter speedboad kami menyeberang menuju morela dari masohi voor ambil beberapa gambar acara “pukul sapu” tahun 2008 di desa Morela pesanan rekanan dari Australia. Acara ini adalah acara yang diadakan 7 hari setelah lebaran. Sampai di Morela sudah banyak masyarakat yang berkumpul. Kalau seng salah ada Wagub, Kapolres dan pejabat dari TNI AD. Beta juga lihat rekan-rekan banci tercantik dari kota Ambon, seng ketinggalan para Polwan yang mengawasi ketertiban para penonton.

Seng pas rasanya kalau beta seng masuk ke daerah persiapan para pemuda yang akan terlibat dalam baku pukul nanti. Di tempat itu nampak para pemuda yang berbadan kekar bertelanjang dada sedang menunggu acara baku pukul dimulai. Mereka semua pake ikat kepala berwarna merah, sedangkan celananya ada yang berwarna merah dan ada yang berwarna putih. Rupanya di tempat itu sudah mulai dilakukan pemukulan satu sama lain. “voor uji coba, supaya seng kaget nanti…” kata mereka. Jadi seng heran meskipun acara belum dimulai sudah mulai terlihat para pemuda deng perut dan punggung yang berdarah. Seng ada suasana marah sama sekali, meskipun terlihat ada beberapa pukulan yang nyasar ke muka atau leher.

Tunggu…! Siapa itu? Oo.. rupanya Samuel Watimena datang juga di acara itu. Bagi yang belum tahu, Samuel Watimena adalah perancang kondang yang saat ini tinggal di Jakarta. Sepertinya ia masih ngejomblo hingga saat ini. Ia tampak deng lincah ambil gambar beberapa pemain baku pukul sapu. Ia juga berfoto deng mesra deng seorang pemuda yang tinggi dan kekar. Wow!? Ia juga menanyakan nama pemuda itu deng tatapan yang sangat mesra???!!!. Sayang sekali beta seng sempat ambil gambarnya, nyesel deh…!

Suasana semakin meriah, namun hingga jam 17.00 acara baku pukul belum juga dimulai. Acara-acara tambahan sudah selesai, dan kini saat yang dinanti-nantikan. Ketika MC mengumumkan acara baku pukul segera akan dimulai, para pemain bersiap sudah. Mereka berdiri dan berbaris menuju lapangan diiringi musik terompet dan tatapan mata ratusan atau bahkan ribuan orang.
Baku pukul pun dimulai, para wanita menjerit, tetapi yang lebih keras lagi adalah jeritan para banci yang nampak berdiri deng lincahnya di atas panggung tamu. Terus beta gimana? Tentu saja beta seng ikut menjerit, beta lebih tertarik memperhatikan fenomena manusiawi yang terjadi saat itu. Ternyata kesakitan (belum tentu penderitaan) yang dialami orang lain bisa mendatangkan kenikmatan atau kesenangan bagi orang yang menyaksikannya. Beta jadi ingat bahwa sebagian orang yang menyaksikan balap mobil atau motor selalu menempatkan diri pada tempat-tempat yang paling potensial terjadi kecelakaan, misalnya di tikungan. Beta juga jadi ingat bahwa manusia punya 2 naluri, yaitu Eros (naluri voor hidup) dan Tanatos (naluri voor mati). Mungkin saja perayaan itu adalah bagian dari upaya manusia voor mengikuti naluri Tanatos mereka, tentu saja tanpa harus disertai mati betulan. Itu hanyalah salah satu aktivitas “menantang maut” yang dilakukan manusia.

Acara pun selesai sudah. Sayangnya acara kali ini seng dilakukan bersama antara warga Mamala deng Morela. Sebuah kemunduran beta kira. Konflik yang baru lalu antara 2 desa bertetangga tersebut menyebabkan masing-masing desa menyelenggarakan acara secara terpisah, padahal biasanya acara ini dilakukan secara bersama-sama. minuman sopi juga masih menyertai jalannya acara baku pukul tersebut. Bahkan ada seorang pemain yang terkapar di tempat persiapan karena sebelumnya sudah menenggak sopi, sehingga ketika rekan-rekannya menuju ke lapangan ia harus tergeletak di sudut rumah. Ah.. sayang kenapa masyarakat masih banyak memberi excuse atau maklum kepada minuman keras ini. Harusnya; musnahkan! Babad habis.., karena konon orang mabuk itu derajatnya lebih rendah daripada orang yang membunuh dan berzina. Kenapa? Karena orang yang mabuk akan bisa membunuh dan berzina, betul nggak?

Itu dulu berita dari Morela, dan sekarang beta bingung bagaimana caranya kembali ke Masohi… speed yang tadi dicarter sudah balik duluan…

7 komentar:

  1. wuuuuh..
    crita yang oke..
    tapi kenapa seng di ceritakan pas sles acr yang mereka2 yang mengikuti baku pukul menyapu di obati dengan mi9nyak kelapa yang katanya ampuh.

    BalasHapus
  2. Semoga kelak aku bisa nikmati keindahan tempat ini. Ya, semoga doa-dalam-kotak-komentar ini terkabul...

    BalasHapus
  3. kaloo pukul manyapu di morela cuma pake getah jarak.....
    kaloo si mamala bru pake minyak mamala.....
    keampuhan minyak mamala sendiri sdh terknal smpe ke mana2,,t'masuk ke luar negeri....
    ini dibuktikan dgn datangnya seorang ahli herbal dari Wales,Inggris untuk menaksikan sekaligus mengikuti acara pukul manyapu....
    jd wisatawan dri Jerman & Belanda,dan kmrin mamala diundang untuk mengikuti prtemuan kerajaan se-Asia Pasifik dan dari Maluku di wakili oleh mamala dgn pukul sapu.
    sbgai anak mamala,saya merasa bangga mempunyai warisan budaya yg msih ttap dipertahankan smpe skrang....cayoooo

    BalasHapus
  4. thanks bro for this information, visit back to download ebook gratis, please =p

    BalasHapus
  5. Terima kasih sudah berbagi informasi menarik dan bermanfaatnya
    Tetap semangat untuk share info yang lainnya!!!!

    BalasHapus

Kasi kami komentar